Al-An'am (6) : 122
Dan adakah orang yang mati (hatinya dengan kufur), kemudian Kami hidupkan dia semula (dengan hidayah petunjuk), dan Kami jadikan baginya cahaya (iman) yang menerangi (sehingga dapatlah ia membezakan antara yang benar dengan yang salah, dan dapatlah) ia berjalan dengan suluhan cahaya itu dalam masyarakat manusia, (adakah orang yang demikian keadaannya) sama seperti yang tinggal tetap di dalam gelap-gelita (kufur), yang tidak dapat keluar sama sekali daripadanya? Demikianlah (sebagaimana iman itu diperlihatkan keelokannya kepada orang-orang yang beriman), diperlihatkan pula pada pandangan orang-orang yang kafir itu akan keelokan apa yang mereka telah lakukan (dari perbuatan kufur dan segala jenis maksiat).
ASBAB 1
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ad-Dhahhak bahawa ayat ini turun berkenaan dengan Umar bin Khatab dan Abu Jahal bin Hisyam. Rasulullah memohon kepada Allah agar keduanya diberi hidayah sehingga masuk Islam agar Islam semakin kuat. "Ya Allah, kuatkanlah agama Islam ini dengan masuknya Umar bin Khatab dan Ammar bin Hisyam (Abu Jahal bin Hisyam)." Kemudian Allah menghidupkan Umar dalam Islam dan membiarkan Abu Jahal tetap dalam kesesatannya. Apa yang dimaksud dengan "ibarat mayat yang dihidupkan" adalah masuknya Umar ke dalam Islam sedangkan yang dimaksud dengan "orang yang tetap dalam kegelapan" adalah Abu Jahal.
Rujukan: Lubabun Nuqul Fi Asbabun Nuzul: Riwayat Turunnya Ayat-ayat Al-Qur’an. (Imam Al-Hafizh Jalaluddin Abdurrahman As Sayuti)