Al-Ma'idah (5) : 105
Wahai orang-orang yang beriman! Jagalah sahaja diri kamu (dari melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah). Orang-orang yang sesat tidak akan mendatangkan mudarat kepada kamu apabila kamu sendiri telah mendapat hidayah petunjuk (taat mengerjakan suruhan Allah dan meninggalkan laranganNya). Kepada Allah jualah tempat kembali kamu semuanya, kemudian Ia akan menerangkan kepada kamu (balasan) apa yang kamu telah lakukan.
TAFSIR 1
Allah swt menyuruh hamba-hamba-Nya yang beriman untuk memperbaiki diri dan berusaha mengerjakan kebajikan. Di samping itu, Dia juga memberi tahu bahawa orang baik tidak akan terpengaruh oleh buruknya orang lain atau masyarakat, baik yang dekat mahupun yang jauh. Imam Ahmad meriwayatkan bahawa Qais mengungkapkan Abu Bakar As-Shiddiq berkhutbah. "Wahai manusia sekalian, kalian membaca ayat (Wahai orang-orang yang beriman! Jagalah dirimu (kerana) orang yang sesat itu tidak akan membahayakanmu apabila kamu telah mendapat petunjuk)) tetapi kalian tidak meletakkannya pada tempatnya. Padahal saya mendengar langsung Rasulullah saw bersabda, 'Allah swt hampir saja menimpakan azab kepada sebuah masyarakat secara keseluruhan lantaran mereka tidak mengubah kemungkaran yang mereka lihat.' Abu Bakar berkata lagi, 'Wahai manusia sekalian, janganlah kamu berdusta kerana dusta itu menjauhkan keimanan."'(HR Ahmad) Abu Isa Tirmizi meriwayatkan dari Abu Umayyah Asy-Subani, dia berkata "Saya datang kepada Abu Tsalabah Al-Khusyani. Kepadanya saya tanyakan, 'Bagaimana Anda menyikapi ayat ini?' 'Ayat yang mana?' 'Ayat (Wahai orang-orang yang beriman! Jagalah dirimu (kerana) orang yang sesat itu tidak akan membahayakanmu apabila kamu telah mendapat petunjuk) Jawab Abu Tsalabah, 'Demi Allah, Saya bertanya kepada Rasulullah saw Beliau menjawab, 'Tetaplah anjurkan kebaikan dan cegah kemungkaran hingga kamu melihat sifat kikir yang diperturutkan, hawa nafsu yang dilampiaskan, dunia yang diutamakan dan semua orang kagum pada pendapatnya sendiri. Pada saat itu kamu uruslah dirimu sendiri dan menyepilah. Ini saya sampaikan kerana kelak akan datang suatu masa di mana orang yang sabar menghadapinya laksana seseorang yang memegang bara di tangannya. Seseorang yang beramal pada masa itu sama nilainya dengan amalan 50 orang dari kalian."'
Rujukan: 1999: 326 (Tafsir Ibn Katsir)
TAFSIR 2
Allah berfirman dalam ayat (Wahai orang-orang yang beriman! Jagalah dirimu, (kerana) orang yang sesat itu tidak akan membahayakanmu apabila kamu telah mendapat petunjuk). Carilah segala amal yang bisa membuat kalian dekat dengan Allah kerana "Tidaklah orang yang sesat membuat kalian rosak". Maksudnya tidaklah orang kafir dan siapa pun yang mengikuti jalan selain jalanNya bisa menyesatkan kalian selama kalian tetap mendapat hidayah dan beriman kepada Tuhan kalian. Taatilah segala perintah yang datang kepada kalian mahupun segala larangan yang ditetapkan untuk kalian. Para ahli tafsir berbeza pendapat mengenai maknanya. Sebahagian ahli tafsir menerangkan bahawa ayat itu bermakna "Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian sendiri ketika kalian memerintahkan yang makruf dan mencegah yang mungkar sehingga amal kalian tertolak." Adapun periwayatan yang mendukung pentafsiran seperti ini di antaranya dari Al-Hassan, Ibn Mas'ud berkata, "Ayat ini tidaklah pasti di zaman siapa ini terjadi. Bacalah ayat ini agar amal kalian diterima. Namun, jika amal kalian tertolak, maka jagalah diri kalian sendiri." Ahli tafsir Iainnya menerangkan bahawa yang dimaksud ayat itu adalah, bahawa seorang hamba jika melakukan sebuah amal ketaatan kepada Allah, maka tidak akan dirosak amalnya itu oleh tindakan orang-orang sesudahnya. Riwayat yang mendukung pentafsiran seperti ini adalah dari Ibn Abbas, bahawa yang dimaksud (Wahai orang-orang yang beriman! Jagalah dirimu (kerana) orang yang sesat itu tidak akan membahayakanmu apabila kamu telah mendapat petunjuk) adalah jika hamba menaati-Ku dalam segala ketetapan halal dan haram maka tidaklah orang yang sesat sesudahnya bisa merosak hamba tersebut. (HR Al-Hakim, Jilid 4 h. 322). Dan ada banyak lagi penafsiran. Dari berbagai pentafsiran yang ada, pendapat yang paling bisa dipertanggungjawabkan adalah pendapat yang berdasar riwayat Abu Bakar yang menyatakan bahawa tidaklah orang yang sesat membuat kalian tergoda jika kalian mendapatkan hidayah, orang-orang yang sesat tidak merosak kalian selama kalian konsisten dalam ketaatan kepada Allah. Juga selama kalian selamat dari rekayasa orang-orang yang sesat selama kalian istiqamah di jalan-Nya. Maka tetaplah kalian dalam langkah menyebarkan yang makruf dan mencegah yang mungkar. Siapapun yang sesat dalam hidupnya itu tidak akan merusak kalian selama kalian mendapat hidayah dan memenuhi segala hak Allah. Argumen kami adalah kerana di ayat-ayat sebelumnya Allah memerintahkan kaum Mukminin menegakkan keadilan, tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Sementara yang termasuk dalam kategori kebaikan dan ketakwaaan adalah memerintahkan yang makruf. Ini didukung pula oleh beberapa hadis Rasulullah yang menekankan pentingnya amar makruf nahi mungkar.
Rujukan: 2001: 43-47 (Tafsir al-Tabari)