Al-Ma'idah (5) : 51
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani itu sebagai teman rapat, kerana setengah mereka menjadi teman rapat kepada setengahnya yang lain; dan sesiapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman rapatnya, maka sesungguhnya ia adalah dari golongan mereka itu mereka itu. Sesungguhnya Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang berlaku zalim.
TAFSIR 1
Allah swt melarang hamba-hamba-Nya yang beriman untuk menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia. Kaum Yahudi dan Nasrani merupakan musuh Islam dan pemeluknya. Kemudian selain menjelaskan kaum beriman satu sama lain saling melindungi, la juga mengancam siapapun yang melanggar larangan-Nya itu. Dia berfirman (Barang siapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka) Ibnu Abu Hatim meriwayatkan bahawa Umar meminta Abu Musa untuk mengusulkan atau melaporkan setiap hal yang ia lakukan dalam satu paket. Abu Musa memiliki juru tulis Nasrani dan melaporkannya kepada Umar. Umar merasa hairan. la bertanya kepada Abu Musa, "Dia seorang jurutulis yang seharusnya menjadi orang kepercayaan. Apakah kamu bisa membaca surat yang datang dari Syam di dalam masjid?" Abu Musa menjawab, "Dia tidak bisa melakukannya." Tanya Umar lagi, "Apakah dia orang asing?" "Bukan. Dia seorang Nasrani," jawab Abu Musa. Lalu Umar menghardik saya (Abu Musa) dan menepuk paha saya, "Bawa dia keluar!" Umar mengatakan itu lalu membaca ayat (Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setiamu)
Rujukan: 1999: 308-309 (Tafsir Ibn Katsir)
TAFSIR 2
Menurut riwayat As-Saddi, ketika terjadi perang Uhud dan suasana semakin mencekam, ada sebahagian orang Islam yang merasa takut tertawan oleh orang-orang kafir. Mereka pun bermaksud mencari perlindungan kepada orang-orang Yahudi di negeri Dahlak dan orang-orang Nasrani di negeri Syam dan bersedia mengikuti cara hidup mereka. Maka turunlah ayat ini yang melarang mereka melakukan perbuatan tersebut. Menurut At-Tabari ayat ini menjelaskan urusan wala (loyalitas). Allah melarang orang-orang beriman untuk berwala kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani dengan cara menjadikan mereka pemimpin, penolong, teman setia dan mengikuti cara hidup mereka. Kerana barang siapa melakukan hal itu, maka Allah akan menggolongkannya ke dalam golongan orang-orang yang diikutinya baik itu Yahudi ataupun Nasrani. Maka orang-orang Mukmin hendaknya tidak menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin, pelindung dan teman setianya. Apalagi bila telah nampak jelas sikap permusuhan dari orang-orang Yahudi dan Nasrani itu kepada Allah, Rasulullah dan orang-orang Mukmin. Barang siapa lebih memilih orang-orang Yahudi dan Nasrani itu sebagai penolong, pelindung dan teman setianya, maka dia bererti telah menjadi musuh Allah, Rasululullah dan orang-orang Mukmin. Hal itu merupakan perbuatan zalim dan Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang berbuat zalim.
Rujukan: 2001: 504-510 (Tafsir al-Tabari)