Al-Ma'idah (5) : 44
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat, yang mengandungi petunjuk dan cahaya yang menerangi; dengan Kitab itu nabi-nabi yang menyerah diri (kepada Allah) menetapkan hukum bagi orang-orang Yahudi, dan (dengannya juga) ulama mereka dan pendita-penditanya (menjalankan hukum Allah), sebab mereka diamanahkan memelihara dan menjalankan hukum-hukum dari Kitab Allah (Taurat) itu, dan mereka pula adalah menjadi penjaga dan pengawasnya (dari sebarang perubahan). Oleh itu janganlah kamu takut kepada manusia tetapi hendaklah kamu takut kepadaKu (dengan menjaga diri dari melakukan maksiat dan patuh akan perintahKu); dan janganlah kamu menjual (membelakangkan) ayat-ayatKu dengan harga yang sedikit (kerana mendapat rasuah, pangkat dan lain-lain keuntungan dunia); dan sesiapa yang tidak menghukum dengan apa yang telah diturunkan oleh Allah (kerana mengingkarinya), maka mereka itulah orang-orang kafir.
TAFSIR 1
Sesuai riwayat dari Imam Ahmad, Ibnu Abbas menjelaskan bahawa turunnya ayat di atas berkenaan dengan dua kelompok Yahudi yang hidup di masa jahiliyah. Kedua kelompok ini bersaing satu sama lain untuk saling mengalahkan. Namun, kemudian mereka berdamai. Syaratnya adalah pihak yang menang harus membayar tebusan sebanyak 50 wasaq (untuk korban masing-masing) kepada kelompok yang kalah. Hanya saja, kelompok yang kalah harus membayar sebanyak 100 wasaq (untuk korban masing-masing) kepada kelompok yang menang. Perjanjian tersebut berlaku hingga Nabi saw datang. Mengetahui hal demikian, Rasulullah saw tidak ingin mengutak-atiknya kerana mereka sedang mengalami masa damai. Tidak lama kemudian, seseorang dari pihak yang kalah membunuh seorang lelaki yang berasal dari kelompok yang menang. Akibatnya kedua kelompok itu pun hampir kembali terlibat bentrok. Namun, akhirnya mereka sepakat untuk membawa kes mereka kepada Rasulullah saw. Kelompok yang menang berpendapat, "Demi Allah, Muhammad tidak akan memberikan dua kali lipat dari yang ia berikan kepada pihak yang kalah. Mereka benar, selama ini mereka membayar hanya kerana terpaksa dan telah kita perlakukan secara zalim. Maka, kirimlah orang yang dapat memberi tahu kalian apa kira-kira yang akan dilakukan Muhammad. Jika ia menghukum sesuai kemahuan kalian, pergilah berhukum kepadanya. Tetapi jika tidak sesuai maka jangan sampai kalian berhukum kepadanya."
Rujukan: 1999: 304-305 (Tafsir Ibn Katsir)
TAFSIR 2
Ayat ini memerintahkan orang-orang Yahudi agar menjadikan kitab Taurat sebagai petunjuk dan cahaya dalam memutuskan perkara yang terjadi di antara mereka. Mereka dituntut untuk menjadikan Taurat sebagai landasan hukum dan tidak takut kepada siapapun dalam melaksanakan isinya walaupun terhadap penguasa sekalipun agar semua orang mendapatkan keadilan dan tidak terjadi tawar-menawar terhadap hukum-hukum yang telah Allah tetapkan. Dalam hadis riwayat Abu Hurairah r.a disebutkan bahawa sebelum kedatangan Rasulullah saw orang-orang Yahudi di Madinah telah mengubah hukuman zina muhshan iaitu zina yang dilakukan oleh orang yang sudah menikah dari hukuman rajam menjadi hukuman cambuk. Adapun sebabnya kerana mereka suka memilah-milah pelaksanaan hukum. Jika yang bersalah orang lemah maka hukum ditegakkan. Namun, jika pelakunya orang terkemuka maka hukum pun diabaikan. Suatu ketika seorang wanita yang telah menikah berzina kerana ia kerabat penguasa maka pelaksanaan hukuman rajam pun dibatalkan. Selang berapa lama seseorang lelaki dari kalangan biasa berzina ketika hendak dirajam keluarganya menuntut keadilan. Menurut mereka jika si lelaki itu hendak dirajam, maka hendaknya si perempuan kerabat penguasa pun ikut dirajam sama-sama. Masalah ini menjadi sedemikian pelik bagi mereka sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk berdamai dengan sama-sama sepakat mengganti hukuman rajam dengan hukuman cambuk.
Rujukan: 2001: 449-468 (Tafsir al-Tabari)