An-Nisaa’ (4) : 94
Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) pada jalan Allah (untuk membela Islam), maka hendaklah kamu menyelidik (apa jua perkara dengan sebaik-baiknya), dan janganlah kamu (terburu-buru) mengatakan kepada orang yang menunjukkan kepada kamu sikap damai (dengan memberi salam atau mengucap dua Kalimah Syahadat): "Engkau bukan orang yang beriman" (lalu kamu membunuhnya) dengan tujuan hendak (mendapat harta bendanya yang merupakan) harta benda kehidupan dunia (yang tidak kekal). (Janganlah kamu gelap mata kepada daki dunia itu) kerana di sisi Allah ada disediakan limpah kurnia yang banyak. Demikianlah juga keadaan kamu dahulu (dapat diketahui oleh orang lain akan keIslaman kamu dengan memberi salam atau mengucap kalimah Syahadat), lalu Allah mengurniakan nikmatNya kepada kamu. Oleh itu selidikilah (apa-apa jua lebih dahulu, dan janganlah bertindak dengan terburu-buru). Sesungguhnya Allah sentiasa memerhati dengan mendalam akan segala yang kamu lakukan.
TAFSIR 1
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ikrimah bahawa Ibnu Abbas berkisah, "Ketika seorang lelaki dari bani Sulaim lewat di depan beberapa sahabat sambil menghalau kambing-kambingnya, ia mengucapkan salam. Namun para sahabat tidak menanggapinya secara serius. 'Ah, ia mengucapkan salam hanya agar tidak di apa-apakan,' begitu mereka berujar. Kemudian mereka menghampiri lelaki itu dan membunuhnya. Setelah selesai, kambing-kambingnya mereka bawa kepada Nabi saw. Maka turunlah ayat (Wahai orang-orang yang beriman!) (QS An-Nisa, 4: 94) hingga akhir." (HR Ahmad) Ibnu Abbas berpendapat, harta dunia dalam ayat ini adalah rampasan itu. Ibnu Abbas juga membaca kata salam pada ayat itu dengan mad pada huruf lam. (Padahal di sisi Allah ada harta yang banyak) ertinya harta yang lebih baik daripada harta dunia yang kalian harapkan. Harta dunialah yang telah menyebabkan kalian membunuh orang semacam ini, yang mengucapkan salam kepada kalian dan menampakkan keimanannya kepada kalian. (Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah memberikan nikmat-Nya kepadamu) maksudnya keadaan kalian sebelum ini juga sama seperti orang yang menyembunyikan keimanannya dari kaumnya itu. (Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan) ayat ini menurut Said bin Jubair adalah ancaman.
Rujukan: 1999: 251 (Tafsir Ibn Katsir)
TAFSIR 2
Maksud ayat (Hai orang-orang yang beriman) hai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, tentang agama yang dibawa olehnya. Maksud ayat (Apabila kamu pergi (berperang) dijalan Allah) apabila kamu pergi di jalan Allah untuk berperang dengan musuh-musuh Allah. Sedangkan maksud ayat (Maka telitiIah) maka telitilah dalam memerangi orang yang tidak diketahui hakikat keislaman dan kekafirannya. Janganlah kamu tergesa-gesa memerangi orang lain sehingga kamu betul-betul meyakini statusnya. Maksud ayat (Dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan "salam" kepadamu, "Kamu bukan seorang Mukmin" (lalu kamu membunuhnya)) kerana kamu menyangka bahawa ucapan itu hanya sebagai upaya memperlihatkan bahawa ia dari pemeluk agamamu. Maksud ayat (Dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia padahal di sisi Allah ada harta yang banyak) yang demikian lebih baik baik kalian jika mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sedangkan maksud ayat (Begitu jugalah keadaan kamu dahulu) menyembunyikan iman kalian dari pengetahuan kaum musyrik Mekah padahal kalian tinggal di kalangan mereka. Maksud ayat (Lalu Allah memberikan nikmat-Nya atas kamu) Allah menghilangkan rasa takut terhadap musuh kamu dalam memperlihatkan Agama-Nya dan memuliakan pemeluknya sehingga dimungkinkan untuk memperlihatkan apa yang dirasa takut olehmu iaitu mengesakan-Nya dan ibadah kepada-Nya kerana takut diketahui oleh orang musyrik" Maksud ayat (Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan) membunuh orang, menahan diri dari pembunuhan dan lain-lain. Allah akan membalas dengan perbuatan setimpal pada hari Kiamat. Yang berbuat baik akan dibalas sesuai dengan kebaikannya dan yang berbuat jahat akan dibalas sesuai dengan kejahatannya.
Rujukan: 2001: 351-365 (Tafsir al-Tabari)