An-Naaziaat (79) : 44 (Blok: 42-44)

إِلَى رَبِّكَ مُنْتَهَاهَا

Kepada Tuhanmu lah terserah kesudahan ilmu mengenainya.


TAFSIR 1
Maksud dari firman Allah (Mereka (orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari Kiamat, 'Bilakah terjadinya?' Untuk apa engkau perlu menyebutkannya (waktunya)? Kepada Tuhanmulah (dikembalikan) kesudahannya (ketentuan waktunya) adalah bahawa Rasulullah pun tidak mengetahui bila hari Kiamat akan terjadi. Tidak ada satu pun ciptaan Allah yang mengetahuinya, hanya Allah yang mengetahuinya. Ayat ini senada dengan firman-Nya yang Iain sebagai berikut. (Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, 'Bila terjadi?' Katakanlah, 'Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku, tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di Bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.' Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), (Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui). (QS Al-A'raf, 7: 187) Ketika Jibril bertanya kepada Rasulullah tentang bila hari Kiamat akan terjadi, beliau berkata, "Orang yang ditanyai tentang hal itu tidak lebih tahu daripada (malaikat) yang bertanya. "
Rujukan: 1999: 976 (Tafsir Ibn Katsir)



TAFSIR 2
Allah swt menjelaskan pada ayat-ayat ini bahawa hanya Allah yang mengetahui datangnya hari kebangkitan itu. Dan ayat ini turun ketika Nabi Muhammad saw ditanya oleh orang-orang kafir tentang hari kebangkitan "Bilakah peristiwa itu terjadi?" Suatu pertanyaan ini yang mengandung cemuhan dan keingkaran mereka terhadap hari itu, bukan kerana mereka percaya akan datangnya hari kebangkitan itu. Maka pada ayat ini ditegaskan agar Nabi saw jangan menghiraukan masalah ini dan jangan pula memaksakan diri untuk mencari hakikat dan menyingkap rahsia masalah ini. Kerana hanya Allah yang mengetahui masalah hari kiamat. la tidak memberikan dispensasi kepada seorang pun untuk mengetahui masalah ini. Sedangkan Nabi Muhammad saw hanyalah sebagai rasul yang ditugaskan untuk memberi peringatan akan datangnya hari kebangkitan itu dan pemberi khabar kepada siapa saja yang takut akan seksa Allah swt agar tidak melakukan maksiat dan perbuatan buruk yang lain.
Rujukan: 2001: 509-510 (Tafsir al-Tabari)