Al-Hujuraat (49) : 6
Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepada kamu seorang fasik membawa sesuatu berita, maka selidikilah (untuk menentukan) kebenarannya, supaya kamu tidak menimpakan sesuatu kaum dengan perkara yang tidak diingini - dengan sebab kejahilan kamu (mengenainya) - sehingga menjadikan kamu menyesali apa yang kamu telah lakukan.
TAFSIR 1
Ayat ini turun berkaitan pemimpin bani Mushthaiq, Harits bin Abu Dhirar, ayah Juwairiah binti Harits, isteri Nabi saw. Harits bin Dhirar Al-Khuza'i menceritakan, ia mendatangi Rasulullah yang mengajaknya masuk Islam. la pun berikrar memeluk agama Islam. Ketika Rasulullah mengajaknya membayar zakat, ia menerima perintah itu. la berkata, "Wahai Rasulullah, aku hendak pergi menemui kaumku mengajak mereka memeluk Islam dan menunaikan zakat. Saat zakat kaumku terkumpul, kirimlah utusan untuk mengambil zakat kami." Ketika Harits mengumpulkan zakat kaumnya, utusan Rasulullah tidak kunjung datang. Mereka memutuskan mengirim utusan kepada Rasulullah. Rasulullah lalu mengutus Walid bin Uqbah. Di tengah perjalanan, Walid takut meneruskan perjalanan. la menemui Rasulullah saw "Wahai Rasulullah, Harits melarangku mengambil zakat, bahkan ia hendak membunuhku." Nabi bertanya kepada Harits, "Apakah engkau menghalang-halangi utusanku mengambil zakat, bahkan hendak membunuhnya?" Harits menjawab, "Tidak benar! Demi Zat yang mengutus engkau dengan kebenaran, aku tidak pernah melihat orang itu!" Turunlah ayat ini (HR Ahmad, Ibnu Abi Hatim dan Thabrani)
Rujukan: 1999: 852 (Tafsir Ibn Katsir)
TAFSIR 2
Allah swt menegaskan, wahai orang-orang yang memercayai Allah swt dan rasul-Nya, jika datang kepada kalian orang-orang fasik membawa suatu berita tentang suatu kaum, (Maka telitilah kebenarannya). Basyar meriwayatkan, ia berkata "Yazid meriwayatkan, ia berkata Said meriwayatkan dari Qatadah, berkaitan firman-Nya (Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum kerana kebodohan (kecerobohan) yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu) yakni Ibnu Abu Mu'ith Walid bin Uqbah saat Nabi saw mengutusnya kepada Bani Musahaliq. Ketika kembali kepada Rasulullah saw, ia mengkhabarkan mereka telah murtad. Nabi saw kemudian mengutus Khalid bin Walid untuk memastikannya. Khalid mengkhabarkan, mereka masih memeluk ajaran Islam. Lalu Allah swt menurunkan ayat ini. Beliau bersabda, "Memeriksa dengan teliti itu perintah Allah swt sedangkan terburu-buru itu dari syaitan." Firman-Nya (Agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum kerana kebodohan (kecerobohan)) periksalah dengan saksama agar kalian tidak menimpakan kaum yang tidak bersalah dari tuduhan pengkhianatan tanpa kalian mengetahui keadaan mereka yang sebenarnya. (Yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu) sehingga kalian menyesal telah menuduh mereka berkhianat seperti yang telah digencarkan dan digembar-gemborkan orang-orang fasik.
Rujukan: 2001: 6-11 (Tafsir al-Tabari)