Ali-Imran (3) : 143
Dan sesungguhnya kamu telah mengharap-harapkan mati Syahid (dalam perang Sabil) sebelum kamu menghadapinya. Maka sesungguhnya kamu (sekarang) telahpun menyaksikannya dan kamu sedang melihatnya (dengan mata kepala sendiri).
TAFSIR 1
Allah swt menyerukan kepada kaum muslimin agar sentiasa bersabar dalam berjihad di jalan Allah Swt. Sekalipun mati syahid menjadi idaman setiap muslim, hendaknya umat Islam tidak menjadikan medan perang sebagai akhir hidup dengan tujuan mati syahid. Hal inilah yang ditegaskan dalam ayat ini. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda sebagai berikut, "Wahai umat manusia, janganlah kalian berharap akan bertemu dengan musuh (Allah swt). Mohonlah keselamatan (dalam perang) kepada Allah swt jika kalian bertemu dengan musuh Allah swt tersebut maka hadapilah mereka dengan kesabaran. Ketahuilah bahawa syurga berada di bawah naungan pedang. Ayat dan hadis tadi berisi seruan bagi kaum muslimin agar berjihad dengan penuh kesabaran. Ertinya, kaum muslimin tidak boleh berperang kecuali setelah diperangi. Hendaknya mereka juga tidak mengharapkan terjadi pertempuran dengan musuh dengan tujuan mendapatkan mati syahid. Adapun ketika bertemu musuh, kaum muslimin harus bersabar menghadapi dan meluruskan niat berjihad demi menegakkan kalimat Allah swt. Pasukan muslim tidak diperkenankan melihat musuh dengan penuh amarah seperti seekor serigala melihat mangsa.
Rujukan: 1999: 196-197 (Tafsir Ibn Katsir)
TAFSIR 2
Maksud ayat (Dan kamu benar-benar mengharapkan mati (syahid)), yakni wahai para sahabat Nabi. Maksud ayat (Mengharapkan mati) iaitu mengharapkan sebab-sebab kematian, dan itu adalah perang. Maksud (Maka (sekarang) kamu sungguh, telah melihatnya dan kamu menyaksikannya) iaitu kalian telah melihat apa yang kalian harapkan. Diriwayatkan dari Mujahid bahawa ayat ini berkenaan dengan para sahabat Rasulullah saw yang tidak mengikuti Perang Badar. Kemudian mereka mengharapkan peristiwa seperti Badar terulang. Mereka mengharapkan kebaikan dari Allah untuk mereka, serta mengharapkan mendapat pahala sebagaimana orang-orang yang ikut dalam Perang Badar. Namun ketika terjadi peristiwa Perang Lihud, sebahagian dari mereka malah lari dan sebahagiannya lagi bersabar menjalankan janji yang mereka ucapkan sebelum peristiwa Uhud. Maka Allah mencela orang-orang yang lari dari peperangan itu dan memuji orang-orang yang bersabar, yang benar-benar menepati janji mereka.
Rujukan: 2001: 93-96 (Tafsir al-Tabari)