Al-‘Ankabut (29) : 67 (Blok: 66-1)
Dan tidakkah mereka melihat dan memerhatikan bahawa Kami telah menjadikan (Makkah, negeri mereka) tanah suci yang dihormati, lagi aman; sedang orang-orang ramai yang tinggal (dalam daerah-daerah) di sekeliling mereka sentiasa diculik (untuk ditawan atau dibunuh) ? Oleh itu, patutkah mereka percaya kepada perkara yang salah, dan kufur ingkar akan nikmat-nikmat Allah?
TAFSIR
Ayat-ayat di atas turun pada saat Sabur, Raja Persja, mengalahkan negeri Syam dan negara-negara Arab yang dikuasai oleh Syam dan bahagian negara Romawi. Heraklius, Raja Romawi, diusir sehingga ia dibawa ke Konstantinopel dan ia dikurung di sana dalam waktu cukup lama sebelum kemudian negara Romawi kembali dikuasai oleh Heraklius sebagaimana akan dpaparkan dalam penjelasan selanjutnya. At-Tirmidzi meriwayatkan dan Niyar bin Mukram Al-Asiami, bertepatan dengan hari firman Allah (AIif Lam Mim. Bangsa Romawi telah dikalahkan di negeri yang terdekat dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang dalam beberapa tahun (lagi)) diturunkan, Persia sedang menguasai Romawi, sementara kaum muslimin menyukai Romawi menguasai Persia kerana Romawi merupakan Ahlul Kitab. Hal itu ditegaskan di dalam firman Allah (Dan pada hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman kerana pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Perkasa, Maha Penyayang) Sementara itu, orang-orang Quraisy menginginkan kekalahan Persia kerana orang-orang Persia bukan Ahlul Kitab dan tidak beriman pada hari dibangkitkannya manusia setelah mati pada hari kiamat kelak. Ketika ayat tersebut turun, Abu Bakar berteriak di seantero Mekkah membaca ayat ini. Adapun firman Allah swt (Bagi Allah-lah urusan sebelum dan setelah (mereka menang)) baik sebelum mereka menang mahupun setelah mereka menang maka segala urusan tersebut bagi Allah (Dan pada hari (kemenangan bangsa Romawi itu bergembiralah orang-orang yang beriman kerana pertolongan Allah) yakni pertolongan Allah kepada bangsa Romawi dalam mengalahkan bangsa Persia, orang-orang Majusi.
Rujukan: 1999: 833-835 (Tafsir Ibn Katsir)