Taahaa (20) : 105
Dan mereka (yang kafir) bertanya kepadamu (wahai Muhammad) dari hal gunung-ganang; maka jawablah: "Tuhanku akan menghancurkannya menjadi debu ditiup angin.
TAFSIR 1
Allah swt berfirman, (Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang gunung-gunung). Maksudnya yakni pertanyaan orang-orang kepadamu perihal gunung-gunung, apakah ia akan tetap ada pada hari Kiamat ataukah akan mengilang? Allah memberikan jawapannya pada rangkaian ayat-ayat selanjutnya, "Katakanlah bahawa Tuhanku akan menghilangkan dan menghancurkan gunung-gunung itu dengan menjalankannya dari tempat asalnya sehingga Bumi pun benar-benar rata kerana lenyapnya gunung-gunung tersebut." Pada hari itu manusia tidak akan menemukan lagi lembah yang biasa ia lihat di permukaan Bumi ataupun bukit, sebagaimana tidak akan ditemukan lagi dataran tinggi dan dataran rendah. Inilah yang dikatakan Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid, Hassan Bashri, Ad-Dhahak, Qatadah dan banyak ulama salaf lainnya. Pada hari itu, manusia melihat sendiri peristiwa dan keadaan Bumi yang tidak lazim, barulah mereka menjawab segera panggilan malaikat. Apa pun yang diperintahkan, mereka segera melaksanakannya dengan taat. Akan tetapi, sungguh sayang andai saja yang mereka lakukan ini (ketaatan terhadap perintah Allah swt) mereka lakukan selama di dunia, tentu akan membawa keberuntungan dan berguna di akhirat kelak. Akan tetapi, kesempatan itu telah hilang maka ketaatan itu pun tidak berlaku dan tidak dapat menolong mereka lagi. Saat-saat itu, Allah gambarkan keadaan manusia dalam firman-Nya yang lain (Alangkah tajam pendengaran mereka dan alangkah terang penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada Kami). (QS Maryam, 19: 38) (Dengan patuh mereka segera datang kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata, Ini adalah hari yang sulit.) (QS Al-Qamar, 54: 8)
Rujukan: 1999: 682 (Tafsir Ibn Katsir)
TAFSIR 2
Allah swt berfirman, Ketika kaummu wahai Muhammad! bertanya kepadamu tentang gunung-gunung. Maka jawablah, Tuhanku akan menggoncangkan gunung-gunung di hari kiamat dengan sangat keras, lalu mencabutnya dari tanah dan menerbangkannya ke sana ke mari dan menjadikannya sesuatu yang tidak punya kekuatan. Bahkan pada rangkaian gambaran keadaan ini, Allah menyebutnya rata, tidak ada sama sekali tumbuh-tumbuhan yang tersisa, tidak ada lekukan dan tidak ada lubang. Pendapat ini didasarkan kepada riwayat Ali, ia berkata Abu Shalih telah meriwayatkan kepada kami, ia berkata, Muawiyyah telah meriwayatkan kepadaku, dari Ali dari Ibnu Abbas. Pentafsiran yang sama juga disampaikan Yunus, dari Ibnu Wahab dari Ibnu Zaid. Yunus meriwayatkan kepadaku, ia berkata Abdullah bin Yusuf menceritakan kepada kami, ia berkata Abdullah bin Luhai'ah telah bercerita kepada kami, ia berkata Abu Al Aswad menceritakan kepada kami dari Urwah, ia berkata kami tengah duduk-duduk ketika Abdul Malik bin Marwan berkata, Ka?ab telah berkata, "Sesungguhnya Shakhrah adalah satu tempat berpijaknya kaki Allah yang Maha Pengasih kelak pada hari kiamat." Kemudian Urwah berkata, Sungguh Ka'ab dusta, Sesungguhnya Shakhrah adalah satu gunung di antara gunung-gunung yang ada di muka Bumi ini kerana sesungguhnya Allah berfirman (Tuhanku akan menghancurkannya (gunung-gunung) pada hari kiamat dengan sehancur-hancurnya). Kemudian Abdul Malik pun terdiam.
Rujukan: 2001: 164 (Tafsir al-Tabari)