Al-Kahfi (18) : 110
Katakanlah (wahai Muhammad): "Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahawa Tuhan kamu hanyalah Tuhan Yang Satu; Oleh itu, sesiapa yang percaya dan berharap akan pertemuan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal yang soleh dan janganlah ia mempersekutukan sesiapapun dalam ibadatnya kepada Tuhannya".
TAFSIR 1
Allah menitahkan utusan terakhir-Nya, Muhammad saw agar mengatakan kepada orang-orang kafir dan mereka yang mengingkari kerasulan beliau (Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu yang telah menerima wahyu) yakni siapa saja yang mengira Muhammad berbohong maka buatlah seperti risalah yang dibawanya iaitu Al-Quran kerana bukti ini datang langsung dari Allah. Rasulullah sendiri tidak mengetahui peristiwa yang telah lampau dan jauh berlalu. Sungguh aku (Muhammad) tidak tahu-menahu tentang kisah Ashabul Kahfi, Zulkarnain atau apa pun yang ternyata sesuai dengan realitas kecuali setelah Allah memberitahukannya kepadaku. Aku hanya mengkhabarkan kembali kepada kalian. (Bahawa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa) hanya Dia yang kupinta kepada kalian untuk menyembah-Nya. (Ilahun wahid) iaitu Tuhan yang Esa dan tidak bersekutu dengan apa pun. (Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya) yakni pahala dan balasan yang baik dari Allah. (Maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan) yakni yang sesuai dengan syariat. (Dan janganlah dia menyekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya) dengan tidak menyekutukan-Nya. Dua hal ini yakni tidak menyekutukan-Nya dan beramal soleh adalah dua rukun yang tidak dapat dipisahkan dalam mendapatkan redha-Nya. Maka setiap amal muslim selain harus didasari keyakinan keesaan-Nya juga harus sesuai dengan tuntunan syariat.
Rujukan: 1999: 651 (Tafsir Ibn Katsir)
TAFSIR 2
Allah swt berfirman "Wahai Muhammad katakanlah kepada kaum musyrikin, 'Saya hanyalah manusia seperti kalian dari keturunan anak Adam, tidak ada pengetahuan kecuali apa yang diajarkan Tuhan kepadaku. Sesungguhnya Allah swt mewahyukan kepadaku bahawa zat yang wajib disembah kalian adalah zat yang Esa. Barang siapa yang takut kepada Tuhannya di hari pertemuan dengan-Nya, ingin menghapus dosanya serta mengharap pahala atas ketaatannya maka beribadahlah dengan ikhlas.'" Demikian diriwayatkan dari Said bin Jubair. Yang dimaksud (Jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun) adalah janganlah mengambil sekutu tatkala menyembah kepada-Nya. Jika seseorang berbuat sesuatu hanya kerana ingin dipuji, itu bererti menghendaki adanya sekutu bagi-Nya. Demikian diriwayatkan dari Said bin Jubair pula.
Rujukan: 2001: 439-442 (Tafsir al-Tabari)