Al-Hijr (15) : 18
Kecuali Syaitan yang curi mendengar percakapan (malaikat di langit), maka ia diburu dan diikuti (dengan rejaman) api yang menyala, yang nyata kelihatan.
TAFSIR 1
Semburan api dijadikan penjaga atas langit dari kederhakaan syaitan sehingga mereka tidak dapat mendengar pembicaran para malaikat. Jika salah satu dari mereka mencuba congkak mencuri-curi pendengaran dari pembicaraan malaikat, ia akan diserang dengan semburan api yang terang sehingga ia binasa. Bisa jadi, sebelum disambar semburan api, ia telah berhasil memberitahukan berita yang sempat ia dengar dari malaikat kepada syaitan yang lain lalu syaitan yang menerima berita itu memberitahukan kepada pengikutnya. Abu Hurairah meriwayatkan sebuah hadis yang berkaitan pentafsiran ayat tersebut, Rasulullah saw bersabda sebagai berikut. "Ketika Allah swt menetapkan sesuatu di langit, para malaikat mengepakkan sayap-sayapnya sebagai tanda patuh terhadap firman-Nya. Seolah-olah firman-Nya itu rantai pada batu licin. (Ali dan Sufyan berkata, 'Firman-Nya itu menembus mereka') Ketika ketakutan dari hati mereka dihilangkan, mereka berkata, 'Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu?' Mereka berkata, '(Perkataan) yang benar dan Dialah yang Maha Tinggi dan Maha Besar. ' Perkataan mereka itu didengar oleh para syaitan yang mencuri-curi dengar. Para syaitan yang mencuri-curi dengar itu seperti ini yang satu di atas yang lain Sufyan mengilustrasikan perkataan Rasul dengan tangannya, dengan merenggakan jari-jari tangannya lalu menegakkan sebahagian jari-jarinya di atas sebahagian yang lain."
Rujukan: 1999: 564 (Tafsir Ibn Katsir)
TAFSIR 2
Allah berfirman (Kami jaga langit dunia dari segala kejahatan syaitan yang terkutuk. Syaitan yang terlaknat dan terjauhkan dari rahmat-Nya. Kecuali syaitan-syaitan yang mencuri pendengaran dari apa yang diperbincangkan di langit satu sama Iainnya maka diikutilah oleh asap api yang terang seraya menerangi bekas perjalanannya baik dengan cara dirosak atau dibakar). Dari Ibnu Abbas ia berkata, "Para syaitan naik ke langit secara bergerombol untuk mencuri berita dari langit. Syaitan Al-Marid menerobos lebih depan lalu naik, melemparkan asap api sehingga mengenai jidatnya sehingga terbakar hebat. Teman-temannya menghampirinya sementara ia terbakar lalu ia berkata, 'Untuk urusan ini dan itu, beritanya adalah begini dan begitu.' Gerombolan syaitan pun berlalu teman-teman mereka yang berprofesi dukun lalu mengirimkan informasi yang dilipatgandakan kebohongannya. Kadang beritanya benar tetapi kebanyakan adalah dusta semata."
Rujukan: 2001: 31-33 (Tafsir al-Tabari)