Yusuf (12) : 53
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan tiadalah aku berani membersihkan diriku; sesungguhnya nafsu manusia itu sangat menyuruh melakukan kejahatan, kecuali orang-orang yang telah diberi rahmat oleh Tuhanku (maka terselamatlah ia dari hasutan nafsu itu). Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.
TAFSIR 1
Yusuf a.s berkata, (Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), kerana sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku). Yakni kecuali orang yang dijaga Allah swt. (Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang). Demikianlah pendapat yang paling masyhur dan paling sesuai dengan konteks kisah dan makna-makna perkataan. Mawardi telah meriwayatkannya dalam tafsirnya dan Ibnu Taimiyah telah mendukungnya sehingga menyusun satu kitab yang khusus tentang hal itu.
Rujukan: 1999: 528 (Tafsir Ibn Katsir)
TAFSIR 2
Nabi Yusuf a.s berkata (Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan)) dari kesalahan dan dosa sampai aku menyucikannya. (Sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan) Yusuf berkata "Bahawa jiwa seorang hambalah yang menyuruh mereka untuk berbuat yang dilarang, di saat hawa nafsunya berada pada kondisi yang tidak diredhai oleh Allah. (Kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku) iaitu Tuhanku menghendaki merahmati hamba-Nya, di mana seseorang akan diselamatkan dari mengikuti hawa nafsu yang selalu memerintahkannya melakukan kejelekan. (Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang) Allah memiliki kekuasaan untuk menghapus dosa-dosa orang yang bertaubat dengan menahan seksa-Nya terhadap hamba tersebut. (Maha Penyayang) dengan tidak menyeksa terhadap hamba yang telah bertaubat. Ada pendapat lain yang menegaskan, ayat ini merupakan kelanjutan dari ucapan Yusuf ketika berkata, (Yang demikian itu agar dia (Al-Aziz) mengetahui bahawa aku benar-benar tidak mengkhianatinya ketika dia tidak ada (di rumah)). Kemudian malaikat bertanya, "Lantas bagaimana dengan hari di mana engkau juga mempunyai maksud (berhasrat) kepadanya?" Yusuf menjawab, (Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan) kerana sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan)
Rujukan: 2001: 209-215 (Tafsir al-Tabari)