Hud (11) : 75 (Blok: 74-76)
Sesungguhnya Nabi Ibrahim, penyabar, lembut hati (bertimbang rasa) lagi suka kembali kepada Allah dengan mengerjakan amal bakti.
Hud (11) : 75
Sesungguhnya Nabi Ibrahim, penyabar, lembut hati (bertimbang rasa) lagi suka kembali kepada Allah dengan mengerjakan amal bakti.
TAFSIR 1
Dalam rangkaian ayat ini, Allah swt mengisahkan bahawa Ibrahim a.s ketika rasa takutnya telah hilang, rasa takut akibat para malaikat tidak mahu menjamah makanan yang telah disuguhkannya, khabar gembira yang mereka berikan tentang kelahiran anak dan khabar akan dihancurkannya kaum Luth, ia berkata sebagaimana yang tersebut dalam ayat tadi. Said bin Jubair r.a meriwayatkan bahawa ketika Jibril beserta rombongannya berkata kepadanya, (Sungguh, kami akan membinasakan penduduk kota (Sodom) ini) (QS Al-Ankabut, 29: 31), Ibrahim berkata kepada mereka, "Apakah kalian akan menghancurkan kota yang di dalamnya terdapat tiga ratus mukmin?" Mereka menjawab, "Tidak." Ibrahim bertanya, "Apakah kalian akan menghancurkan kota yang di dalamnya terdapat dua ratus mukmin?" Mereka menjawab, "Tidak." Ibrahim bertanya, "Apakah kalian akan menghancurkan kota yang di dalamnya terdapat empat puluh mukmin?" Mereka menjawab, "Tidak." Ibrahim bertanya, "Bagaimana jika mereka tiga puluh?" Mereka menjawab, "Tidak." Ibrahim bertanya sampai jumlah mukmin lima orang dan mereka tetap menjawab, "Tidak." Ibrahim bertanya, "Bagaimana jika di dalamnya hanya ada satu mukmin, apakah kalian akan menghancurkannya?" Mereka menjawab, "Tidak." Maka Ibrahim berkata sebagaimana yang dikisahkan oleh firman Allah swt, (lbrahim berkata, Sesungguhnya di kota itu ada Luth. Mereka (para malaikat) berkata, Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami pasti akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya. Dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).) (QS Al-Ankabut, 29: 32). Setelah mendapat kepastian seperti itu Ibrahim diam dan hatinya tenang. Firman Allah swt, (lbrahim sungguh penyantun, lembut hati dan suka kembali (kepada Allah)) adalah pujian untuk Ibrahim a.s dengan sifat-sifat yang mulia tersebut. Maksud firman Allah swt, (Wahai Ibrahim! Tinggalkanlah (perbincangan) ini, sungguh, ketetapan Tuhanmu telah datang) adalah ketetapan Allah telah berlaku untuk mereka dan mereka telah dipastikan untuk menjadi binasa serta mendapat seksa yang tidak dapat ditolak dari orang-orang yang zalim.
Rujukan: 1999: 511 (Tafsir Ibn Katsir)
TAFSIR 2
Ayat ini masih berkenaan dengan beberapa pelajaran yang dapat diambil dari kisah Nabi Ibrahim a.s sebagai berikut. Setelah Nabi Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang kepada para malaikat itu, ternyata mereka tidak menjamahnya. Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata, "Kamu jangan takut, sesungguhnya kami adalah malaikat-malaikat yang diutus kepada kaum Luth." Setelah rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira tentang kelahiran Ishaq telah datang kepadanya, ia berdialog dengan malaikat-malaikat itu tentang kaum Luth. Dalam dialog itu Nabi Ibrahim a.s mohon agar penurunan azab terhadap kaum Luth ditunda. Malaikat berkata, "Hai Ibrahim, tinggalkanlah soal jawab ini, sesungguhnya telah datang ketetapan Tuhanmu dan sesungguhnya mereka itu akan didatangi azab yang tidak dapat ditolak." Akhirnya, Ibrahim mentaati ketetapan Allah itu. Allah swt berfirman, Ibrahim sungguh penyantun, lembut hati dan suka kembali (kepada Allah)).
Rujukan: 2001: 486-493 (Tafsir al-Tabari)