Hud (11) : 42 (Blok: 41-43)
(Mereka semua naik) dan bahtera itupun bergerak laju membawa mereka dalam ombak yang seperti gunung-ganang, dan (sebelum itu) Nabi Nuh memanggil anaknya, yang sedang berada di tempat yang terpisah daripadanya: "Wahai anakku, naiklah bersama-sama kami, dan janganlah engkau tinggal dengan orang-orang yang kafir".
TAFSIR
Dalam rangkaian ayat ini, Allah swt mengisahkan bahawa Nuh berkata kepada orang-orang yang diperintahkan untuk naik ke atas kapai, (NaikIah kamu semua ke dalamnya (kapal) dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya) yakni dengan nama Allah kapal berlayar di atas permukaan air dan dengan nama Allah kapal berlabuh. Firman Allah swt, (Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang) sesuai dengan konteks penuturan seksa orang-orang kafir yang berupa ditenggelamkannya mereka secara keseluruhan. Hal itu senada dengan firman-Nya, dalam (QS Al-A'raf, 7: 167, QS Ar-Ra'd,13: 6) Juga ayat-ayat Iain yang menyebutkan rahmat dan seksa Allah secara beriringan. Maksud firman Allah swt, (Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung-gunung) adalah kapal yang mereka tumpangi berlayar di atas air yang memenuhi seluruh Bumi hingga menutupi gunung-gunung dan lebih tinggi lagi di atas gunung dengan ukuran lima belas hasta. Ada ulama yang mengatakan, "Delapan puluh mil." Kapai ini berlayar di atas air dengan izin Allah dan berada di bawah lindungan, pengawasan, penjagaan dan anugerah Allah swt. Allah swt berfirman, (Dan Nuh memanggil anaknya) yakni anaknya yang keempat yang bernama Yam. Anaknya ini tidak mahu beriman alias kafir. Ketika orang-orang naik kapal, Nuh mengajak anaknya tersebut untuk beriman dan berada di atas kapal bersama mereka sehingga tidak tenggelam seperti orang-orang kafir. Akan tetapi ia malah menjawab sebagaimana dikisahkan Al-Quran, Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah" la menyangka kerana kebodohannya bahawa air bah tidak akan mencapai puncak gunung dan ketika ia telah berada di puncak gunung, ia akan selamat. Maka ayahnya berkata, "Tidak ada sesuatu apa pun yang dapat menyelamatkan dari ketentuan Allah swt kecuali orang-orang yang telah mendapat rahmat dari-Nya." Akhir dari ceritanya adalah sebagaimana dijelaskan firman Allah swt dalam Surah Hud ayat 43.
Rujukan: 1999: 507 (Tafsir Ibn Katsir)