Yunus (10) : 62
Ketahuilah! Sesungguhnya wali-wali Allah, tidak ada kebimbangan (dari sesuatu yang tidak baik) terhadap mereka, dan mereka pula tidak akan berdukacita.
TAFSIR 1
Allah swt memberitahukan kepada seluruh hamba-Nya bahawa yang termasuk wali-wali Allah adalah setiap orang yang beriman dan bertakwa kepada-Nya. Inilah pengertian dari wali Allah, sebagaimana yang Allah tafsirkan dalam ayat di atas. Setiap hamba Allah yang bertakwa adalah seorang wali-Nya. Allah menegaskan, (Tidak ada rasa takut pada mereka). Kekhususan itu membuat mereka tidak pernah dirasuki ketakutan dan kekhawatiran akan peristiwa-peristiwa akhirat yang menegangkan juga menyeramkan. (Dan mereka tidak bersedih hati) yakni tidak sedih atas apa yang telah terjadi di dunia. Bahkan dalam suatu hadis, Ibnu Jarir meriwayatkan sabda Rasulullah saw dari Abu Hurairah r.a "Di antara hamba-hamba Allah, terdapat hamba-Nya yang membuat para nabi dan syuhada merasakan bahagia terhadap mereka."
Rujukan: 1999: 492 (Tafsir Ibn Katsir)
TAFSIR 2
Sesungguhnya para wali Allah itu tidak akan merasa khawatir terhadap azab di akhirat kerana Allah telah redha kepada mereka dan mereka pun tidak akan merasa sedih ketika mereka harus meninggalkan dunia ini. Para ahli tafsir berbeza pendapat mengenai siapa para wali Allah itu. Said Ibnu Jubair meriwayatkan bahawasanya Rasulullah saw bersabda, "Para wali Allah itu adalah orang yang menyebut asma Allah ketika diperlihatkan kepadanya (tanda-tanda kekuasaan Allah)." Adapun Abu Hurairah dan Umar bin Al-Khathab meriwayatkan bahawasanya Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah ada segolongan manusia. Mereka bukanlah para nabi ataupun para syuhada. Akan tetapi, para nabi dan syuhada menginginkan kedudukan mereka di Sisi Allah pada hari Kiamat." Para sahabat bertanya, "Siapakah dan bagaimanakah amalan mereka? Semoga kami bisa mencintai mereka kerana hal itu." Rasulullah saw menjawab, "Mereka adalah kaum yang saling mencintai kerana Allah dan rahmat-Nya bukan kerana hubungan kekerabatan atau harta yang saling mereka berikan. Wajah-wajah mereka adalah cahaya, mereka berada di atas cahaya. Mereka tidak merasa takut ketika semua manusia takut dan tidak merasa sedih ketika semua manusia bersedih." Kemudian, Rasulullah membaca ayat ini. Adapun menurut At-Tabari, yang disebut wali Allah itu adalah sebagaimana disebutkan dalam kelanjutan ayat ini iaitu orang-orang yang beriman dan mereka sentiasa bertakwa.
Rujukan: 2001: 208-213 (Tafsir al-Tabari)