Al-Anfaal (8) : 36
Sesungguhnya orang-orang kafir yang selalu membelanjakan harta mereka untuk menghalangi (manusia) dari jalan Allah, maka mereka tetap membelanjakannya kemudian (harta yang dibelanjakan) itu menyebabkan penyesalan kepada mereka, tambahan pula mereka dikalahkan. Dan (ingatlah) orang-orang kafir itu (akhirnya) dihimpunkan dalam neraka jahanam.
TAFSIR 1
Keadaan yang disebutkan di atas adalah keadaan kaum muslimin ketika mereka tinggal di kota Mekah. Jumlah mereka sangat sedikit, tertindas dan selalu merasa khawatir. Mereka takut kaum dari segala penjuru bumi seperti Masyrik, Majusi dan Romawi akan menyerang mereka. Kerana negara-negara tersebut memusuhi kaum muslimin dan saat itu jumlah kaum muslimin sangat sedikit serta tidak mempunyai kekuatan yang kukuh. Penyeksaan mereka tidak berhenti sampai Allah swt mengizinkan kaum muslimin untuk hijrah menuju kota Madinah dan akhirnya mereka tinggal di sana. Qatadah bin Du'amah As-Sudusi berkata, "Pada masa itu negeri Arab tertimpa kehidupan terberat, kelaparan mereka, penyakit kudis menyerang kulit-kulit mereka. Orang yang hidup di antara mereka pasti mengalami kehidupan tersulit. Jika ada orang yang mati di antara mereka, maka akan dilemparkan ke dalam api. Demi Allah! Kami tidak pernah melihat satu kabilah di muka bumi ini yang lebih buruk kedudukannya daripada mereka. Sampai akhirnya Allah swt menurunkan agama Islam. Dengan Islam, Allah meluaskan rezeki mereka, menjadikan mereka sebagai raja-raja atas hamba sahaya. Dengan Islam pula Allah swt memberi anugerah seperti apa yang kalian lihat sampai sekarang. Kerana itu, bersyukurlah kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya. Sesungguhnya Tuhan kalian menyukai orang yang bersyukur dan orang yang bersyukur akan mendapat tambahan nikmat-Nya."
Rujukan: 1999: 429-430 (Tafsir Ibn Katsir)
TAFSIR 2
Setelah Allah swt menjelaskan tentang perilaku kaum musyrik dalam hal ritual fisik yang mereka lakukan seperti siulan dan tepuk tangan sebagai bentuk solat mereka di sekitar Baitullah, maka di sini Allah menjelaskan tentang ketaatan yang mereka lakukan dalam hal harta iaitu sesungguhnya tujuan orang kafir dengan menafkahkan harta benda mereka adalah hendak menghalangi manusia supaya jangan menjadi pengikut Nabi Muhamad saw yang merupakan jalan Allah (agama-Nya). Dan kalau tidak demikian tujuan mereka, maka akan dilakukan juga pembelanjaan harta itu, yang akibatnya menjadi sesalan. Kerana harta itu akan musnah, sedang tujuan mereka tidak tercapai, bahkan mereka kalah. Dan kelak mereka akan diiring ke neraka Jahanam, apabila mereka tidak mahu menghentikan kekafiran mereka sehingga mati sehingga mereka mendapatkan kesengsaraan dan azab di dunia dan akhirat.
Rujukan: 2001: 169-174 (Tafsir al-Tabari)