Al-Baqarah (2) : 109
Banyak di antara Ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) suka kalaulah kiranya mereka dapat mengembalikan kamu menjadi kafir setelah kamu beriman, kerana dengki yang timbul dari diri mereka sendiri, sesudah nyata kepada mereka kebenaran (Nabi Muhammad s.a.w). Oleh itu, maafkanlah dan biarkanlah oleh kamu (akan mereka), sehingga Allah datangkan perintahNya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.
TAFSIR 1
Dalam banyak ayat dan hadis ditegaskan bahawa kaum Yahudi selalu menebar dendam dan amarah kepada kaum muslimin. Dalam ayat ini, Allah swt, melarang keras kaum muslimin untuk mengikuti langkah mereka. Hal itu kerana banyak hal-hal terselubung dalam diri mereka yang dapat mengancam keteguhan iman kaum muslimin. Selain ltu, kaum Yahudi acap bersikap mendua dengan melakukan berbagai penyimpangan terhadap ajaran Allah swt yang sejatinya mereka ketahui hakikat dan kebenarannya. lbnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abdullah bin Ka'ab bin Malik, suatu hari seorang Yahudi bernama Ka'ab bin Asyraf mendatangi Rasulullah saw. Ia seorang penyair yang sangat terkenal mengetahui Rasulullah saw seorang nabi yang ummi, ia hendak menunjukkan kemampuannya. Allah swt lalu menurunkan ayat ini. Sementara itu, menurut riwayat dari Ibnu Abbas, setelah mengetahui Rasulullah saw seorang ummi, orang Yahudi merasa beliau tidak pantas menyampaikan risalah kepada mereka. Allah swt kemudian menurunkan ayat ini. Di hadapan Rasulullah saw mereka seolah-olah beriman kepada beliau, sementara hati mereka ingkar. Maksud ayat, (Maka maafkanlah dan berlapang dadalah sampai Allah memberikan perintah-Nya) Allah swt memerintahkan kepada Rasulullah saw agar berlapang dada dalam menghadapi sikap mereke. Ayat ini mengandung seruan agar Rasulullah saw bersabar menerima perlakuan mereka sampai ketentuan baru datang mengenai apa yang harus dilakukan untuk merespons perlakuan mereka itu.
Rujukan: 1999: 71-72 (Tafsir Ibn Katsir)
TAFSIR 2
Menurut riwayat Az-Zuhri, ahli Kitab yang dimaksud dalam ayat ini adalah seorang pemimpin Yahudi bernama Ka'ab bin Asyraf. Sedangkan menurut riwayat lbnu Abbas, yang dimaksud adalah Huyay bin Akhthab dan Abu Yasir bin Akhthab. Keduanya pemimpin Yahudi yang sangat dengki kepada bangsa Arab dan senantiasa berupaya agar orang-orang Arab itu keluar lagi dari Islam. Orang-orang Ahli Kitab itu dengki terhadap kurnia Allah kepada orang-orang Mukmin berupa taufiq, keimanan dan petunjuk dalam beragama, juga kerana rasul terakhir ternyata berasal dari bangsa Arab, bukan bangsa Yahudi. Dalam ayat lni Allah menyebutkan betapa inginnya mereka itu mengembalikan orang-orang Mukmin kepada kekufuran. Padahal, mereka sendiri telah mendapatkan penjelasan mengenai benarnya kerasulan Muhammad saw dalam kitab suci mereka. Oleh kerana itu, orang-orang Mukmin diminta untuk bersabar terhadap tindakan mereka sampai dating keputusan Allah atas mereka. Menurut riwayat lbnu Abbas, Qatadah dan AI-Rabi bin Anas, perintah (Maka maaf kanlah dan berlapang dadalah, sampai Allah memberikan perintah-Nya) dalam ayat ini telah di mansukh oleh perintah yang lain dalam QS At-Taubah, 9:5 (Maka perangilah orang-orang musyrik di mana sahaja kamu temui). Ini bererti apabila tindakan dan upaya Ahli Kitab untuk memurtadkan kembali orang-orang Mukmin itu sudah melampaui batas, maka Allah memerintahkan untuk memerangi mereka bukan hanya memafkan dan berlapang dada.
Rujukan: 2001: 418-425 (Tafsir al-Tabari)